Bekerja adalah Ibadah

Admin RB BPS Pusat | 8th June, 2017

Image source : <a href="http://www.freepik.com/free-vector/ramadan-landscape-background-at-sunset_866134.htm">Freepik</a>

Lamanya waktu yang kita habiskan setelah di rumah adalah di kantor dalam rangka bekerja untuk menafkahi orang-orang yang kita sayangi. Tujuan  bekerja memang materi. Namun, agar waktu bekerja tidak kering kerontang tanpa makna di mana hanya berharap materi semata, kita perlu menghadirkan spiritualitas dalam bekerja agar memiliki makna dan barokah.

Oleh karena itu, sebelum kaki melangkah menjejak ke luar rumah diiringi salam hangat dari orang-orang yang kita cintai, diperlukan niat karena sesungguhnya amal perbuatam kita tergantung niatnya. Niatkanlah setiap langkah untuk bekerja adalah ibadah karena Tuhan semata. Niat merupakan sumber kekuatan energi kita dalam beramal.

Intention is not enough. Niat saja tidak cukup. Niat tanpa diikuti dengan amal yang sungguh-sungguh tidak akan menghasilkan outcome/output yang kita inginkan. Ada ungkapan berbahasa Arab yaitu Man Jadda wa jada, yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka Ia akan memperoleh hasil yang diharapkannya. Oleh karena itu kesungguhan/ketekunan dalam bekerja sangat diperlukan dalam bekerja. Hal tersebut juga terungkap dalam salah satu hadits berikut ini, ”Sesungguhnya Allah cinta kepada hamba yang berkarya dan’itqan (tekun-trampil). Barang siapa mencari nafkah/bekerja untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang yang berjuang di jalan Allah.” (H.R. Ahmad)

‘Itqan yang bermakna tekun/kesungguhan dalam proses bekerja akan menghasilkan ketrampilan/profesional. Sehingga ketekunan dalam bekerja merupakan sebuah proses pengalaman nyata yang menghasilkan pengetahuan baru secara berkesinambungan. Dalam hal ini setiap pengalaman akan berbeda-beda dan bukan pengalaman sama yang diulang-ulang. Pengalaman yang berbeda setiap harinya diiringi dengan pemikiran yang kreatif akan diperoleh ketrampilan/keahlian di bidang teknis tertentu. Misalnya, seorang pendidik harus selalu belajar dan lapar ilmu pengetahuan (stay fookish, stay hungry) tentang slide presentasi menarik, komunikasi efektif, gestur tubuh, cara memotivasi, dsb. Hal tersebut sebagai bekal dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi peserta didik dan metode pembelajaran yang efektif dan efesien. Dalam dunia trainer/fasilitator dikenal istilah 10.000 jam mengajar akan mengahasilkan keahlian (expertise) mengajar jika 1 jam tidak diulang sebanyak 10.000 kali.

Kesungguhan bekerja tersebut juga harus disertai dengan Ihsan, sehingga kita dapat memberikan yang terbaik dalam proses bekerja. Ihsan dalam proses bekerja bermakna bahwa kita selalu merasa diawasi Tuhan sehingga kita termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik dalam proses bekerja. Tuhan hadir tidak hanya saat kita beribadah atau berada ditempat ibadah, namun juga selalu hadir saat kita bekerja dengan dua malaikat yang mencatatnya. Seandainya kita tak merasa Tuhan mengawasi kerja kita, yakin lah bahwa Tuhan selalu melihat apa-apa yang kita kerjakan. Dengan Ihsan itu lah, bila ada jam kerja lebih yang tak terbayar, cukup lah berkah Tuhan yang kita harapkan. Penting untuk difahami bahwa keberkahan bukan hanya terdapat dari materi yang kita peroleh. Lebih dari itu, ia justru teranugrahkan saat ketekunan kita dalam proses bekerja.

Bekerja secara ihsan juga akan mencegah kita untuk berbuat korupsi, memakan hak orang lain, melakukan kecurangan, membuat atau menandatangani SPJ fiktif, menganggap POK/anggaran negara sebagai kepemilikan pribadi, membuat kuitansi atau bill hotel bodong dan kecurangan lainnya. Bekerja juga merupakan wujud kesyukuran kita kepada Sang Pemberi rizki yakni Tuhan Yang Maha Esa seperti tercantum dalam kitab suci Al Qur'an Surat 34 ayat 13, "Bekerjalah kalian hai keluarga Daud, sebagai kesyukuran. Dan sedikit sekali di antara hamba-Ku yang pandai bersyukur.”

Rasa syukur itu harus kita lakukan dengan ketekunan dan profesionalitas, sehingga noktah-noktah hitam di hati kita luruh tergantikan pahala yang akan diberikan Tuhan. Dengan kesyukuran, segala kepayahan raga dan kelelahan cucuran keringat akan terganti oleh keberkahan-keberkahan yang berlimpah dari Tuhan. Hal ini  juga dalam rangka ibadah kita kepada Tuhan untuk menafkahi orang-orang yang kita cintai agar mendapat asupan halal dan baik. 

-Mohammad Irkham S.Si.-

 

Sumber : community.bps.go.id