Kita Harus Banyak Pamer

Admin RB BPS Pusat | 15th November, 2016

M. Ari Nugraha, Deputi Bidang MIS (kanan)

Terbilang sudah sebulan lebih Moh. Ari Nugraha menjabat sebagai Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik (MIS). Redaksi VS secara eksklusif menyambangi ruang kerjanya yang baru di Gedung 3 Lantai 3 untuk mengetahui program kerjanya.

 

Selamat atas terpilihnya Bapak sebagai Deputi MIS. Apa program kerja Bapak dalam jangka pendek?  

Terima kasih, semoga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan BPS. Sebelum itu, rasanya kita singkat menjadi MDS saja ya untuk Metodologi dan Informasi Statistik, supaya fungsi Diseminasi juga terlihat dalam singkatan itu. Tidak perlu pakai SK dan bubur merah putih dulu kan? Haha

Banyak tujuan Reformasi Birokrasi BPS yang merupakan pekerjaan kedeputian MDS, salah satunya pelayanan publik. Bagaimana kita bisa memberikan pelayanan publik yang maksimal melalui proses diseminasi yang berjalan baik dan user (pengguna data, red) bisa memanfaatkan data statistik. Untuk sampai ke situ, saya ingin bahwa pelaksanaan kegiatan statistik dimulai dengan apa yang terjadi dalam proses diseminasi.  Data apa yang ingin kita hasilkan itu memang diperlukan oleh para pengguna data statistik. Kita perlu mengetahui siapa pengguna statistik, untuk apa data statistik digunakan, kapan dan bagaimana dihasilkan, dimana yang membutuhkan, dan bagaimana penyampaiannya. Kemudian proses perencanaan, pengumpulan, pengolahan, dan analisis serta monitoring kerja kegiatan statistik mengetahui betul, bahwa hasil statistik harus di-diiseminasi-kan.

Lalu, Satu Data. Kita ingin menindaklanjuti harapan dari Presiden RI dan sejalan dengan arahan Kepala BPS sehingga sekarang BPS perlu fokus bagaimana mendukung satu data tersebut. Direktorat Diseminasi ditunjuk sebagai penanggung jawabnya. Konsep/definisi satu data, data apa saja yang akan ditampilkan, dan apakah memakai portal yang sama harus clear dulu. Ini butuh diskusi dengan semua  subject matter di BPS juga dengan kementerian/lembaga (K/L).

Ditambah lagi dengan pengolahan Sensus Ekonomi 2016 yang harus segera diselesaikan. Direktorat Sistem Informasi Statistik harus benar-benar mengerjakan dan memonitor agar tercipta konsistensi antartabel dan analisisnya bisa dipertanggungjawabkan. Beberapa provinsi sudah clean datanya, tetapi harus diperhatikan lagi sejauh mana dengan logical-error. Lalu dilakukan uji coba tabulasi dan kita monitor hasilnya.  

 

Kapan Satu Data bisa direalisasikan Pak?

Target secara bertahap, sekarang kita memperjelas konsep Satu Data apa yang disepakati BPS sebagai pembina statistik. Jika konsep Satu Data adalah official statistic (statistik resmi, red) yang dapat tersedia dan mudah diakses K/L, mudah digunakan dan didistribusikan, serta dimanfaatkan banyak orang dengan mudah, sepertinya BPS harus berperan banyak. Sekarang sudah ada data.go.id yang menjawab satu data sejak di-announce open data di Bali. Satu Data yang dimaksud sekarang kita lanjutkan dengan melihat sejauhmana dapat compatible dengan yang ada sekarang. Paling tidak awal tahun depan sudah ada pengembangan content website Satu Data tersebut.

 

Dalam pelayanan publik, Kepala BPS meminta untuk mengubah cara pandang dari producer’s view ke consumer’s view. Bagaimana tindak lanjutnya?

Saya mengharapkan konsep dan mindset diseminasi sejalan dengan consumer’s view. Maksudnya sudah jelas kita mau mendiseminasikan ke mana, apa yang mau kita diseminasikan, dan si consumer butuh apa. Ketika kita tahu kebutuhan konsumen, itu yang harus didahulukan dengan tetap menjaga kualitas data. Ketika kita memberikan informasi statistik ke masyarakat bukan dalam posisi statistik itu susah dimengerti. Caranya dengan infografis, memberikan kelengkapan infomasi di website, dan akses gratis publikasi BPS di website walaupun akhirnya jumlah kunjungan ke perpustakaan lebih sedikit. Dengan website, kita memudahkan pengguna untuk mengakses data di mana saja, sehingga ada transfer of knowledge di situ. Dengan konsep dan interpretasi yang jelas terakses, manfaatnya akan dirasakan masyarakat. 

 

Adakah yang masih perlu dibenahi dalam pelayanan publik?

Website BPS masih bisa dilengkapkan dengan tingkat kekinian yang tinggi. Mempertinggi tingkat kelengkapan data di website menjadi harapan paling awal untuk meningkatkan pelayanan publik,  di samping memperkuat infografis, sehingga mudah dimengerti. Masyarakat kita sudah melek data, buktinya dengan meningkatnya jumlah kunjungan di website BPS. Namun, perlu diimbangi juga dengan edukasi statistik, khususnya tentang konsep dan definisi yang jelas dari data BPS. Kita harus jemput bola, kita harus banyak pamer tentang hasil dan proses statistik. Tak perlu selalu dengan pertemuan tapi bisa dengan menyebarkan leaflet, infografis ke perpustakaan universitas, misalnya.

 

Bagaimana dengan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI) Pak?

Memang ke depan, kita ingin memanfaatkan CAPI agar proses pengumpulan data semakin cepat sampai ke data center, juga tentunya paperless atau mungkin less paper. Tapi kita harus melakukan uji coba agar proses CAPI itu tak hanya menghasilkan data cepat tetapi juga berkualitas. Sekarang sudah dilakukan tahap pertama dengan penggunaan CAPI di beberapa survei, seperti Survei Hortikultura dan akan dilihat keefektifannya. Mudah-mudahan Sensus Penduduk tahun berikutnya kita sudah bisa memanfaatkan CAPI.

 

Kepala BPS pernah menyebutkan akan menggunakan small area estimation sebagai upaya penyediaan data hingga level terkecil. Ini merupakan salah satu cara dalam memperkuat metodologi yang disampaikannya sebagai prioritas. Bisa dijelaskan?   

Dengan small area estimation, kita diharapkan dapat menggunakan metodologi untuk mengestimasi informasi di sub-population, dalam hal ini wilayah kecil dengan menggunakan data hasil survei dan sensus yang ada. Ini adalah tantangan tertinggi dalam menjawab keinginan wilayah kecil untuk mendapatkan indikator yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Hasil dari kegiatan ini mungkin bersifat subjektif untuk daerah tertentu, tetapi simulasi-simulasi perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa solusi metodologi statistik memang membantu di wilayah kecil.

 

Sumber : Varia Statistik November 2016