CAPI, Revolusi Teknologi Pengumpulan dan Pengolahan Data

Admin RB BPS Pusat | 15th February, 2016

Uji coba CAPI di Cirebon, Jawa Barat

Pengumpulan data yang dilakukan BPS melalui kegiatan sensus dan survei umumnya menggunakan media kuesioner untuk menampung sejumlah pertanyaan. Dalam menghasilkan data dibutuhkan proses yang panjang mulai dari desain kuesioner, pencetakan, pengiriman kuesioner ke BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, pencacahan, hingga pengiriman kembali dokumen hasil pencacahan ke BPS (pusat)/Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam proses pengiriman dokumen terkadang terjadi masalah kerusakan dokumen karena berbagai sebab.

 

Keterbatasan Scanner

Demikian pula dalam pengolahan data, dibutuhkan banyak waktu dan tenaga pada proses input data, validasi data, sampai data siap untuk ditabulasi. Penggunaan teknologi scanner dalam pengolahan dokumen hasil sensus atau survei bisa sedikit mengurangi waktu pengolahan, karena dokumen yang akan direkam ke dalam media komputer cukup dimasukkan dalam mesin scanner dan selanjutnya mesin scanner akan membaca setiap karakter yang ada dalam kuesioner dan mengubahnya ke dalam bentuk database.

Namun, dalam prakteknya proses pengolahan data dengan menggunakan mesin scanner masih memiliki banyak keterbatasan, seperti seringnya terjadi kesalahan dalam membaca suatu karakter huruf atau angka yang terdapat dalam dokumen. Selain itu pada proses pengolahan data dengan mesin scanner juga diperlukan proses pencocokan antara karakter yang tersimpan dalam komputer hasil scan dengan dokumen asli. Keterbatasan lain dalam proses pengolahan data dengan mesin scanner adalah adanya kebutuhan untuk pencetakan dan pengiriman dokumen yang memerlukan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, saat ini berkembang metode pengumpulan dan pengolahan data dengan metode CAPI (computer assisted personal interviewing). CAPI  sendiri adalah teknik wawancara di mana responden atau pewawancara menggunakan alat bantu komputer, berupa notebook, laptop, PC tablet atau smartphone, yang bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Pengumpulan data dengan menggunakan CAPI memiliki banyak keunggulan, diantaranya meminimalisasi biaya yang dikeluarkan akibat penggunaan kertas, pensil, penghapus, dan alat-alat manual lainnya. Waktu yang dibutuhkan juga lebih cepat karena data di lapangan bisa langsung tersimpan dalam bentuk softcopy dan dapat segera digabungkan untuk pengolahan.

Dilihat dari segi kesalahan pencacahan, diharapkan dengan program ini setidaknya validasi langsung terjadi saat pencacah CAPI melakukan input sejumlah pertanyaan yang ada di kuesioner. Validasi pada masing-masing pertanyaan tersebut ditandai dengan keluarnya sejumlah pesan kesalahan yang meminta agar pencacah segera meng-cross check kembali data yang di-input.

 

Lebih Hemat

Pada November-Desember 2015, BPS dalam hal ini Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan melakukan uji coba pengumpulan data produktivitas tanaman hortikultura dan perkebunan di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebelumnya telah dilakukan field test metode ini di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Dari hasil evaluasi sementara diketahui, dengan menggunakan metode CAPI, BPS dapat melakukan banyak penghematan. Pencetakan dan pengiriman dokumen survei/sensus tidak diperlukan. Proses pengolahan yang selama ini membutuhkan waktu, biaya, tenaga, dan ruang yang besar tidak lagi diperlukan pula, karena secara otomatis data yang diperoleh dari lapangan langsung masuk ke dalam server begitu petugas pencacah selesai melakukan pencacahan. Proses pengawasan dan pemeriksaan dokumen yang biasanya dilakukan oleh petugas pengawas juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, karena dokumen hasil pencacahan bisa langsung diperiksa oleh petugas pengawas melalui sistem yang dibangun melalui jaringan internet.

Metode CAPI saat ini telah digunakan oleh banyak negara dalam penyelenggaraan sensus dan survei. Amerika Serikat melalui Bureau of Labor Statistics telah menggunakan CAPI sejak tahun 1997. Penggunaan metode CAPI memang membutuhkan biaya investasi yang cukup besar pada awal kegiatan, karena pembelian tablet untuk media perekaman data yang relatif cukup mahal. Namun, hal ini sebanding dengan keuntungan yang diperoleh, berupa efisiensi waktu  dan tenaga.

Metode ini mampu melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang jauh lebih cepat dibandingkan metode konvensional yang menggunakan kertas (PAPI - Paper And Pencil Interviewing). Pada masa yang akan datang pemanfaatan teknologi CAPI mutlak diperlukan untuk dapat menghasilkan data yang cheaper, faster, better and easier.

 

Sumber: Varia Statistik, Feb 2016

Penulis: Hariyanto, Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Tanaman Perkebunan BPS