Internalisasi STATCAP CERDAS Menuju BPS Berkelas Dunia

Admin RB BPS Pusat | 15th July, 2015

STATCAP-CERDAS telah sampai di tahap internalisasi dengan melakukan kunjungan ke beberapa kantor BPS provinsi. Gelombang pertama dilaksanakan pada 23-24 April 2015 di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan gelombang kedua dilaksanakan pada 12-13 Mei di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Dalam kegiatan internalisasi tersebut tim Program Management Office (PMO) STATCAP-CERDAS menjelaskan bagaimana program STATCAP CERDAS akan membangun BPS yang baru, yang berdiri sejajar dengan NSO (National Statistic Office) lain yang berkelas dunia. Proses bisnis BPS saat ini dilakukan secara individual oleh setiap subject matter dari mulai perencanaan hingga evaluasi, atau dikenal dengan istilah silo (terkotak-kotak). Silo ini menimbulkan konsekuensi, diantaranya tumpang tindih cakupan dan jadwal pelaksanaan kegiatan sehingga berdampak negatif baik terhadap BPS maupun terhadap responden yang mendapatkan beberapa kuesioner dengan sebagian konten yang sama. Proses silo juga mengakibatkan kesulitan pengelolaan lapangan yang berakibat kurang optimalnya tingkat pengecekan terhadap kualitas data. Selain itu, BPS juga harus memenuhi tuntutan dari eksternal untuk mengikuti perkembangan teknologi, standar internasional, kebutuhan data yang semakin beragam serta mencari kemungkinan adanya sumber data baru tanpa menambah beban responden.

 

Pengguna data pun menilai adanya 'kekurangan' dari data BPS, seperti isu akurasi dan koherensi, kurang tepat waktu, akses data yang terbatas, proses pengumpulan yang tidak terintegrasi, dan kurangnya relevansi. Oleh karenanya, BPS perlu melakukan Transformasi Statistik, Transformasi Pengelolaan Teknologi Informasi dan Transformasi Organisasi dan SDM untuk dapat mencapai kondisi ideal. Program STATCAP-CERDAS merupakan suatu upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi ideal yang diharapkan. Dengan STATCAP-CERDAS, BPS akan mengubah proses bisnis yang silo menjadi lebih bersifat fungsional, dengan mengedepankan integrasi dalam pelaksanaan proses bisnis serta didukung oleh infrastuktur statistik yang sesuai dan terstandarisasi. Integrasi yang dimaksud BUKAN berarti menggabungkan survei-survei menjadi satu, tapi menyelaraskan informasi yang diperlukan dalam setiap survei agar tidak terjadi pengulangan dan tidak tumpang tindih. Perubahan proses bisnis tersebut juga perlu didukung dengan TI yang mumpuni. Pembenahan TI akan dilakukan baik dari sisi arsitektur, kebijakan, mekanisme maupun aplikasi-aplikasi pendukung kegiatan statistik. Perubahan proses bisnis dan aplikasi TI akan memerlukan penguatan dan penyelarasan organisasi, termasuk juga menata kembali sistem dan manajemen SDM yang berbasis kompetensi. Kompetensi dan kinerja SDM menjadi pertimbangan penting untuk pengelolaan karir setiap insan BPS.

 

Induction Training STATCAP CERDAS BPS

Proses transformasi BPS melalui program STATCAP-CERDAS adalah suatu keniscayaan. Dengan waktu yang terbatas (empat tahun), BPS ditargetkan mampu menjadi 'World Class NS0', mampu memenuhi tuntutan stakeholder kepada BPS untuk penyediaan data yang easier, faster, better dan cheaper. Hal mendasar dari proses transformasi BPS ini adalah perubahan dari bisnis yang sebelumnya bersifat silo menuju bisnis yang bersifat fungsional (terintegrasi) dan berorientasi pada pelayanan dalam era baru teknologi informasi. Kemudian, juga akan dibenahi kebijakan dan prosedur strategis pengembangan manajemen SDM, pengembangan kompetensi dan kemampuan pegawai. Untuk itu, telah terbit SK Kepala BPS Nomor 312 Tahun 2015 tentang Tim Pengelolaan Manajemen Perubahan di Lingkungan Badan Pusat Statistik, yang terdiri dari Change Leader, Working Group Manajemen Perubahan, dan Change Champion di BPS (pusat) dan BPS provinsi. Manajemen perubahan, merupakan kunci pentingnya keberhasilan transformasi statistik yang sedang berlangsung, sebab mampu melakukan mitigasi atas risiko-risiko kegagalan.

 

Untuk menyamakan persepsi serta meningkatkan kecakapan dalam menyusun program-program perubahan; selama tiga hari, 10-13 Juni 2015 dilaksanakan Induction Training bagi Working Group dan Change Champion BPS provinsi di Hotel Savoy Homann,Bandung. Dalam sambutannya, Kepala BPS, Suryamin menyampaikan bahwa saat ini di tataran internasional modernisasi NSO harus dilakukan, sebab permintaan data meningkat, ICT terus berubah, serta tuntutan atas kualitas data juga semakin tinggi. Ini yang mendorong BPS untuk terus bertransformasi. Suryamin juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terpilihnya Change Champion yang hadir dikarenakan proses pertimbangan dan seleksi yang cukup ketat. Bahkan Sekretaris Utama, Eri Hastoto memberikan julukan "Pendekar Perubahan" bagi seluruh Change Champion yang nantinya akan terlibat aktif dalam merancang dan mengawal proses perubahan yang akan berlangsung.

 

Kepala BPS Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, Sugeng Arianto mengaku terkejut bisa terpilih sebagai salah satu Change Champion, sekaligus bersyukur atas kepercayaan yang diberikan pimpinan. Sugeng optimis bahwa program transformasi yang dilaksanakan secara terus menerus dan konstan, maka pada saatnya nanti BPS akan berubah. Optimisme senada disampaikan oleh Kabag TU BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Martini, yang juga menjelaskan berbagai aspek perubahan yang telah berlangsung di Sultra. Martini yakin, dengan dukungan kondisi dan iklim bekerja yang kondusif saat ini, proses transformasi di Sultra akan berjalan dengan lancar.

-Tim STATCAP-CERDAS; Eko-