Menilik Strategi Kehumasan ABS

Admin RB BPS Pusat | 5th February, 2015

Mendarat di Brisbane, ibu kota dari Australian State of Queensland pada pukul 07.00 waktu setempat; tim yang dipimpin oleh Kepala Biro Humas dan Hukum, Yeane Irmaningrum, akhirnya baru benar-benar keluar dari bandara hampir tiga jam berikutnya pada pukul 09.45 setelah melewati panjangnya antrian dan ketatnya pemeriksaan di imigrasi. Beruntung, tim telah ditunggu oleh salah satu manajer ABS, Jacki Agius, yang sempat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu, sehingga tidak mengalami kendala berarti mencapai tempat penginapan. Suhu di Brisbane saat itu tidak terlalu dingin-cenderung sejuk-, berkisar antara 15-25 derajat celcius, membuat tim tidak merasa kesulitan untuk beradaptasi terhadap suhu dan cuaca kota terbesar ke-tiga di Australia ini. Kunjungan delegasi Biro Humas dan Hukum ini atas dasar undangan ABS dalam rangka capacity building di bidang kehumasan dan kerja sama internasional.

 

Mengapa ABS Brisbane Office, dan bukan kantor pusat ABS di Canberra (ibu kota Australia)? Menarik, hal ini dikarenakan direktur ABS di bidang hubungan internasional ternyata berkantor di ABS Brisbane Office, bukan di kantor pusat ABS di Canberra. Struktur organisasi ABS memang berbeda dari BPS, dimana ABS memiliki kantor di seluruh (delapan) state/territory, yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu secara nasional; bukan region atau territory saja. Bandingkan dengan BPS, dimana BPS provinsi dan BPS kabupaten/kota bertanggung jawab untuk menghasilkan hampir seluruh produk statistik di wilayah kerja masing-masing. Sekilas, pekerjaan BPS terlihat lebih berat apalagi dengan jumlah populasi Indonesia yang hampir sepuluh kali lipat populasi Australia (23 juta orang) ditambah topografi wilayah yang ‘menantang’. Australia hanya memiliki satu sensus, yaitu sensus penduduk yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Hampir seluruh pendataan telah dilaksanakan secara elektronik (online), kecuali untuk beberapa wilayah yang secara geografis cukup terpencil atau bagi penduduk yang tidak melek internet, lansia misalnya.

 

Mengambil Posisi di Kancah Internasional, Membangun Kepercayaan di Tingkat Nasional

Setiap tahunnya, BPS menerima kunjungan ratusan delegasi dari berbagai negara dengan beragam tujuan seperti studi banding, training/workshop, atau menjalin kerja sama/partnership. Hal tersebut menjadi salah satu parameter bahwa BPS adalah National Statistics Office (NSO) yang disegani dunia internasional. Untuk melangkah lebih jauh, BPS dapat menarik pelajaran dari ABS yang dalam salah satu visinya menyatakan bahwa ABS harus menjadi pemimpin yang disegani dalam lingkup komunitas statistik internasional. Visi tersebut tertuang dalam nilai-nilai yang diturunkan kepada setiap pegawai, sehingga secara bersama bekerja dengan semangat untuk meraih tujuan organisasi. Kalau BPS memiliki PIA, maka ABS memiliki PARIST (Professionalism, Access for All, Relevance, Integrity, Service, Trust of Providers). ABS secara aktif mengirimkan delegasi ke berbagai pertemuan internasional dengan tujuan membangun kapasitas statistik di wilayah Asia Pasifik. Indonesia merupakan mitra utama ABS di wilayah Asia Pasifik, selain Oseania dan Timor Leste.

 

Di dalam negeri, ABS membangun kepercayaan serta menjalin kerja sama yang baik dengan media (koran, radio, dan televisi) dalam mensosialisasikan data dan kegiatan statistik. Secara khusus, bagian komunikasi ABS membuka line telepon bagi media yang ingin bertanya tentang data dan produk statistik. Tidak hanya itu, ABS secara rutin mengirimkan berita populer statistik kepada berbagai media spesifik berdasarkan segmentasinya. Misal, koran dengan segmentasi bisnis dan ekonomi akan menerima lebih banyak informasi data statistik di bidang ekonomi. ABS juga serius ‘menggarap’ koran lokal, karena masih memiliki banyak pembaca dan akan selalu mencari berita. Seiring perkembangan zaman, ABS juga telah memanfaatkan social media seperti Facebook dan Twitter sebagai salah satu sarana public campaign. Banyak pelajaran dan inspirasi yang diperoleh selama lima hari kunjungan di Brisbane. Semoga dapat menjadi booster peningkatan kapasitas non teknis di bidang kehumasan dan hubungan internasional BPS. Glory BPS!