Manfaatkan Peluang Seleksi Terbuka

Admin RB BPS Pusat | 15th July, 2015

Sesuai Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Bab IX perihal Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, panitia seleksi (pansel) terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Madya OPT Madya) formasi Inspektur Utama (Irtama) BPS telah membuka pendaftaran secara nasional sejak 11 Mei lalu. Pendaftaran berlaku bagi siapa saja, internal maupun eksternal BPS, yang memenuhi persyaratan. Pengumuman seleksi ini ditayangkan di website dengan alamat: http// rekrutmen.bps.go.id dan community BPS. Selain itu, Sekretaris Utama BPS juga telah mengirimkan surat pengumuman seleksi ini kepada seluruh kementerian/lembaga (K/L) dan gubernur provinsi di seluruh Indonesia. "BPS memang tidak mengumumkan di koran karena kesepakatan seluruh anggota pansel dan pertimbangan ekonomi. Anggaran BPS cukup, hanya tidak wajib. Kalau pendaftarnya kurang dari enam orang, maka pengumuman harus pasang di koran," jelas Dudy Saefudin Sulaiman, Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS selaku Ketua Pansel JPT Madya formasi Irtama. Dalam Peraturan Kepala BPS No 12 Tahun 2015 disebutkan bahwa pendaftar sekurang-kurangnya berjumlah enam orang. Jika kurang dari enam orang, maka akan diperpanjang waktu pendaftaran hingga kuota tersebut terpenuhi.

Pansel JPT Madya bersifat independen. Mereka dipilih dan diangkat oleh Kepala BPS setelah melalui pertimbangan Komisi ASN (KASN). Komposisinya 55% dari eksternal dan maksimal 45% dari internal. Pansel memiliki anggota yaitu Sasmito Hadi Wibowo (Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS), Armida S. Alisjahbana (akademisi, mantan Kepala Bappenas RI), Dadang Kurnia (Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan/BPKP), dan Roby Nurhadi (Anggota Tim Ahli Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi).

Kerja tim pansel dibantu oleh Sekretariat Seleksi JPT Madya formasi Irtama, terutama dalam hal administrasi. "Kami sudah mulai bekerja sebulan sebelumnya (April, red). Anggotanya semua dari Biro Kepegawaian," ujar Nurbaety Setram, Kabag Administrasi Kepegawaian BPS yang juga Sekretaris Sekretariat Seleksi JPT Madya formasi Irtama.

Penilaian Objektif

Tanggal 1 Juni 2015, tepat 15 hari kerja setelah pengumuman, pendaftaran ditutup. "Dari sembilan pendaftar, kesemuanya lulus administrasi," ungkap Nurbaety. Khalayak telah mengetahui sembilan calon Irtama yang telah lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti tahapan selanjutnya yakni seleksi penulisan makalah. Kesembilan calon Irtama tersebut didominasi nama-nama dari internal BPS, sebanyak tujuh orang, sementara dua lainnya dari BPKP. Mereka adalah Agoes Soebeno (Inspektur Wilayah II BPS), Akhmad Jaelani (Kepala Biro Kepegawaian BPS), Sri Indrayanti (Inspektur Wilayah III BPS), Syech Suhaimi (Kepala BPS Provinsi Banten), Yeane Irmaningrum (Kepala Biro Humas dan Hukum BPS), Yomin Tofri (Kepala BPS Provinsi Sumatera Barat), Yos Rusdianyah (Kepala BPS Provinsi Jambi), Bambang Wirawan (Auditor Madya pada Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP), dan M. Bachdin (Direktur Pengawasan Bidang Perekonomian Lainnya BPKP).

Dari seleksi penulisan dan presentasi makalah diambil enam orang yang akan masuk assessment centre selama satu hari. Keluar dari assessment centre, keenam calon akan mengikuti seleksi wawancara. Dari sinilah didapat tiga calon yang akan diserahkan nama-namanya ke Kepala BPS. Selanjutnya, ketiga nama tersebut akan diserahkan oleh Kepala BPS ke Presiden RI untuk dipilih satu yang terbaik dan berhak mengisi formasi Irtama BPS. Dudy menjamin semua proses penilaian dilakukan secara objektif. "Semua serba rahasia," tegas Dudy.

Seleksi terbuka ini juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Masyarakat dapat memberikan masukan dan informasi mengenai rekam jejak para calon kepada pansel melalui alamat e-mail rekamjejakcalonjptbps@bps.go.id. Informasi ini hanya dapat dilihat oleh ketua pansel dan akan dirapatkan dengan anggotanya. Informasi akan ditelusuri kebenarannya, jika benar akan mempengaruhi penilaian calon bersangkutan. Pengiriman informasi rekam jejak calon dibuka hingga akhir penilaian. Hasil akhir seluruh tahapan penilaian, sesuai jadwal akan diketahui pada 27 Juli 2015.

Siapkah dengan 'Orang Luar'?

Sesuai dengan amanah UU ASN, seleksi terbuka diadakan agar pengisian JPT menjadi lebih kompetitif dan mempertimbangkan kompetensi, kualifikasi, dan rekam jejak calon. Namun, dengan adanya seleksi terbuka sangat memungkinkan orang luar lembaga mampu menduduki posisi kosong tersebut. Positifnya, ada penyegaran dalam diri lembaga yang bersangkutan dan mungkin saja akan membawa lembaga tersebut menjadi lebih baik dengan keberadaan orang tersebut. Namun, di sisi lain, mungkin saja ada kesangsian bahwa orang luar menjadi momok 'menakutkan' yang tak bisa 'beradaptasi' dalam lingkungan kerja lembaga yang mungkin saja sudah berada dalam 'comfort zone'.

Menyikapi hal tersebut, Dudy menyambut positif apapun hasilnya karena tujuan seleksi adalah memperoleh pimpinan yang akuntabel, profesional, dan menguasai bidangnya. "Sekarang sudah zamannya harus siap kalau pimpinannya dari luar. Tidak bisa praduga tidak berdasar kepada pimpinan dari luar, bisa saja lebih bagus dan aspek tekniknya menguasai. Kita juga bisa mendapatkan wawasan baru," tambahnya. Nurbaety pun mengungkapkan kesiapan BPS dalam menghadapi lelang jabatan, darimanapun pimpinannya. "Slap dari luar, kenapa tidak? Jika belum siap, buat apa kami (sekretariat, red) diuber-uber untuk memastikan surat pengumuman seleksi terbuka sampai ke seluruh K/L," ujarnya yakin.

Seleksi yang dibuka secara luas akan menuntut kesiapan seluruh pegawai BPS untuk 'berkompetisi sehat' dalam meningkatkan kualitas dan mengetahui sejauhmana kompetensi yang dimilikinya. "Semua terkait dengan mindset kita. Sebagian orang BPS percaya bahwa jabatan itu amanah. Jabatan jangan dicari-cari seolah ambisius atau kalau nggak diperintah nggak mau. Juga malu kalau nggak lulus. Nggak begitu...," sesal Dudy menanggapi respon insan BPS yang dilihatnya belum memiliki kebiasaan "berani mencalonkan diri untuk suatu jabatan".

Siapkan Diri untuk Seleksi Berikutnya

Bicara soal seleksi JPT lainnya, Dudy mengatakan "InsyaAllah,sesuai perintah Kepala BPS, setelah Irtama selesai, segera akan dilelang eselon I lainnya. Yaitu untuk Jabatan Deputi Bidang Statistik Sosial dan selanjutnya Jabatan Sestama. Dilelang satu per satu agar semua kepala BPS provinsi dan kepala biro/direktur semua bisa daftar. Siapa tahu dengan pengalaman ini kita bisa lebih familiar dengan tes-tes yang diberikan." Pansel untuk seleksi berikutnya tergantung keputusan Kepala BPS, apakah sama atau berganti.

Seleksi untuk eselon II atau JPT Pratama, berbeda dengan JPT Madya, seleksi terbuka untuk internal BPS saja. Khusus formasi kepala BPS provinsi, masih dimungkinkan untuk dilakukan rotasi dan mutasi terlebih dahulu karena rumpun jabatannya sama. Kemudian, jabatan kepala BPS provinsi yang kosong akan dilelang. "Misal untuk jabatan Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Tipe A, sebaiknya diisi dengan yang sudah berpengalaman di provinsi lain, misalnya dari provinsi Tipe B. Tupoksinya sama tapi beban pekerjaannya beda," sahut Dudy.

Sementara untuk eselon III dan IV juga akan diadakan seleksi terbuka untuk internal BPS. Pansel ada di pusat dan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Ketika BPS menyelenggarakan seleksi terbuka internal BPS seluruh Indonesia untuk semua jabatan struktural, maka pimpinan akan memfasilitasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. "Biaya yang akan dikeluarkan untuk tes tertulis/presentasi/wawancara akan sangat banyak jika peserta harus datang/ bertatap muka langsung. Misalnya, pendaftar dari Aceh akan mengikuti tes untuk formasi kabid di Papua. Kita akan fasilitasi dengan teknologi informasi secara on-line melalui video conference atau Skype, tetapi ada saksi di sana. Jadi nggak perlu datang," jelas Dudy.

Di balik pelaksanaan seleksi terbuka JPT Madya formasi Irtama di BPS yang pertama, Dudy mempunyai harapan "Ke depan mungkin lebih baik lagi, ini pengalaman pertama. Kalau cara lama tidak menghasilkan yang memuaskan, mungkin cara baru akan lebih baik. Hasilnya baru ketahuan nanti ketika sudah berjalan. Yang penting kita ikuti dulu prosesnya, apapun nanti hasilnya. Kita sudah melakukan persiapan dan perencanaan dengan sebaik-baiknya."

-Tim VS-