Workshop Persiapan FGD Disagregasi PMTB dan Penjelasan Umum Rilis KSA (Part 2)

Admin RB BPS Pusat | 20th December, 2018

Indonesia terus berusaha memperbaiki data pangan, terutama data beras sebagai komoditas strategis. Salah satu perbaikan yang dilakukan ialah penggunaan metode Kerangka Sampel Area (KSA). Metode KSA yang dikembangkan BPPT ini direkomendasikan oleh Forum Masyarakat Statisik (FMS) untuk digunakan dalam mengukur luas panen dengan komoditas padi sebagai objek pengamatan di tahun 2018. Selama Januari-Agustus 2018, BPS bekerjasama dengan BPPT melakukan kegiatan pendataan untuk menghitung produksi padi di seluruh Indonesia.

 

Di hadapan seluruh Kepala BPS provinsi, pada hari ini, Selasa (18/9/2018), di hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Hermanto, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, menjelaskan latar belakang, tahapan, serta informasi yang akan diperoleh dari metode ini sebagai bagian dari persiapan rilis hasil KSA yang nantinya akan dilakukan baik di BPS Pusat maupun BPS Provinsi.

 

Beberapa kelebihan metode KSA antara lain, mampu mendapatkan informasi penyebaran fase tumbuh padi (vegetatif awal, vegetatif akhir, generatif, panen, persiapan lahan, puso, sawah bukan padi, dan bukan sawah). Selain itu, metode KSA ini mampu menghitung potensi luas panen hingga tiga bulan ke depan.

 

Denni Puspa Purbasari, Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Strategis, Kantor Staf Presiden (KSP) yang turut hadir,  menyampaikan apresiasi kepada BPS yang telah bekerja keras dalam memperbaiki statistik pertanian, khususnya data produksi padi.

 

“Pekerjaan bapak, ibu kalau dilihat dari wacana publik tidak glam, tapi bagi yang tahu pekerjaan bapak ibu ini sebenarnya sangat revolusioner, sangat strategis bagi pengambilan kebijakan. Dengan metodologi, teknologi, dan keterbukaan akan membuat penghitungan KSA ini menjadi lebih kredibel,“ ucapnya. (Humas BPS/AP)