Superioritas Data Inflasi

Admin RB BPS Pusat | 20th December, 2018

Setelah mengikuti Rapat Teknis (Ratek) Kepala BPS Kabupaten/Kota selama tiga hari (22 -24 Oktober 2018), kini sebanyak 90 kepala BPS Kabupaten/Kota yang terkena sampel Inflasi kembali berkumpul di Hotel Borobudur. Mereka akan mengikuti satu hari lagi kegiatan Evaluasi Survei Biaya Hidup (SBH) 2018 Menuju Data Inflasi Berkualitas yang diadakan pada Kamis (25/10).

 

Dalam sambutannya ketika membuka acara ini, kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa sekarang ini permintaan data BPS semakin lama semakin meningkat. Perhatian pemerintah dan ekonom terhadap data BPS luar biasa besar. Hal ini bisa ditandai dengan banyaknya data yang diminta di sidang kabinet. Selain itu data-data BPS sesudah rilis juga menjadi topik utama didalam sidang kabinet. “Perhatiannya sangat besar, untuk itu sebuah apresiasi buat kita semua, tetapi disatu sisi kita harus meningkatkan tanggung jawab kita bagaimana menyajikan data yang berkualitas,” ujar Kecuk.

 

Lebih lanjut Kecuk mengatakan bahwa salah satu data strategis yang dihasilkan BPS adalah data inflasi.  Data ini digunakan sebagai salah satu indikator untuk menyusun asumsi RAPBN, dan selalu dibahas didalam asumsi makro bersama dengan Komisi XI DPR RI. “Ketika kita merilis inflasi jam 11 itu ditunggu-tunggu banyak pihak, 10 menit saya mengeluarkan inflasi, indeks harga saham bergerak positip atau bergerak negatip, memberikan sentimen yang bagus, atau memberikan sentimen yang sebaliknya. Ini perlu diwaspadai oleh teman-teman sekalian betapa pentingnya data inflasi” jelas Kecuk lebih lanjut. Diakhir sambutannya Kecuk meminta agar semuanya  memberi perhatian penuh kepada pelaksanaan SBH karena ini adalah pertaruhan nama BPS.

 

Dalam pengarahannya di depan para peserta, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Yunita Rusanti, menjelaskan bahwa pertemuan ini menjadi momen penting karena kapan lagi bisa bertemu secara lengkap seperti ini dengan kepala BPS Kabupaten/kota cakupan IHK. “Kita patut bangga bahwa Indonesia merilis data Inflasi up to date, artinya dalam tahun berjalan disetiap hari kerja pertama setiap bulan kita sudah bisa merilis angka”, ujar Yunita.  Ditambahkannya pula bahwa negara-negara lain jarang yang bisa seperti itu. Thailand belum lama mengikuti Indonesia, Malaysia setiap minggu pertama, Philipina tengah bulan. Australia malah merilis data inflasi setiap tiga bulan sekali, itupun ditanggal 20 bulan berkutnya, “Kita ini sudah bagus sekali” ujarnya.

 

Sekedar informasi bahwa pada tahun 2012 SBH dilakukan di 82 kota inflasi. Namun pada tahun ini bertambah 8 (delapan) kabupaten/kota lagi, yaitu Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sintang, Kabupten Kota Baru, Kabupaten Bulungan, Kota Kotamobagu, Kabupaten Luwuk, dan Kabupaten Mimika.

                                                                                                                                     

Dalam kesempatan itu, panitia juga mengadakan diskusi yang menampilkan Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI sebagai narasumber. Diskusi yang dimoderatori Yunita Rusanti tersebut membahas suatu masalah dengan tema “Peran Data harga dan Inflasi Dalam Sistem Peringatan Dini, Stabilisasi Harga, dan Kebijakan Ekonomi Moneter”. (Humas BPS/Wid)